trisusanti15091193@gmail.com

|

31
Januari

Sekilas Tentang EWS (Early Warning System) Hipertension

Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau  tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembulu darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembulu
h darah, merusak pembulu darah, bahkan menyebabkan penyakit degeneratif, hingga kematian. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika pemeriksaan tekanan darah menunjukan hasil 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat, dengan dua kali pemeriksaan dengan selisih waktu lima menit (Sari.,2017:2-3)

Kasus hipertensi global diestimasi sebesar 22% dari total populasi dunia. Sekitar 2/3 dari penderita hipertensi berasal dari negara ekonomi menengah kebawah (Kemenkes, 2019). Pada tahun 2015 diperkirakan bahwa 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan menderita hipertensi (WHO, 2019).

Di Indonesia estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Prevalensi hipertensi provinsi Jawa Tengah peringkat ke 4 se-
Indonesia. Prevalensi penyakit hipertensi di Jawa tengah dari tahun 2015 – 2019 triwulan 2 mengalami trend kenaikkan setiap tahun. Pada tahun 2015 penyakit hipertensi sebesar 324.320 jiwa (54,75%),379.084 jiwa (55,03%) tahun 2016, tahun 2017 (635.545 jiwa) atau (57,00%), tahun 2018 menjadi 1.463.818 jiwa, tahun 2019  triwulan 2 sudah mencapai 661.926 jiwa (68,02%).

Menurut data Dinas Kesehatan Sragen tahun 2015 warga Sragen yang menderita hipertensi  sebanyak 5.950 kasus, 2.821 pada kasus laki-laki dan 3.129 pada kasus perempuan.

Angka prevalensi hipertensi di Kota Sragen lebih tinggi dibandingkan dengan
Kabupaten Klaten  dan Kabupaten Semarang.

Menurut hasil pendataan IKS kasus hipertensi yang berobat teratur di Kabupaten Sragen sampai tahun 2022 sejumlah 18,00%  artinya yang tidak berobat secara teratur 82,00%.  Kecamatan Mondokan kasus hipertensi yang berobat teratur sejumlah 13,41% artinya yang tidak berobat teratur 86,59%.

            Diperlukan langkah yang tepat dalam  memecahkan persoalan  tersebut. Untuk itu kami  berupaya membuat inovasi agar penderita hipertensi berobat secara teratur di Puskesmas Mondokan. Wujud inovasi itu berupa aplikasi EWS Hipertensi (Early Warning System) yang berbasis digital yang dioperasikan dengan HP Android, berupa peringatan atau  mengingatkan  penderita Hipertensi untuk kontrol dan berobat di Puskesmas.

Tujuan dari Aplikasi EWS Hipertensi (Early Warning System) yang berbasis digital yang dioperasikan dengan HP Android  ini adalah untuk memberikan informasi atau  mengingatkan  penderita Hipertensi untuk kontrol dan berobat secara teratur di Puskesmas.

Manfaat  Aplikasi EWS Hipertensi (Early Warning System) apabila di aplikasikan :

  1. Meningkatkan hasil cakupan Penderita Hipertensi yang berobat secara teratur di Puskesmas.
  2. Memperoleh data yang akurat jumlah penderita Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas.
  3. Menurunkan resiko komplikasi yang disebabkan penyakit Hipertensi.
  4. Menurunkan angka kematian  yang disebabkan penyakit Hipertensi.
  5. Meningkatkan angka harapan hidup penderita Hipertensi.
  6. Meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

0 Komen

Komentar

gambar
Contact Us

trisusanti15091193@gmail.com

Copyright © Dinas Kesehatan Kab. Sragen. All Rights Reserved.